Evaluasi Perencanaan Model DAS Mikro (MDM) Curah Clumprit Sub DAS Melamon Kecamatan Wagir Kabupaten Malang Jawa Timur

Selasa, 16 Maret 2010

Oleh : Peri Hadi Susanto

Berdasarkan data hasil monitoring dan evaluasi dari BP DAS BRANTAS Malang ada beberapa indikasi yang menyatakan perencanaan Model DAS Mikro Curah Clumprit masih belum dilaksanakan secara terpadu, hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan penelitian evaluasi tentang proses pembuatan rencana Model DAS Mikro Curah Clumprit. Arikunto (2000), menyatakan penelitian evaluasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data secara sistematis yang dilakukan untuk membantu para pengambil keputusan didalam menentukan langkah mau diapakankah suatu program. Aji dan Sirait (1984), menyatakan evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya dan hasil evaluasi dimaksudkan untuk menjadi umpan balik untuk perencanaan kembali. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian evaluasi perencanaan Model DAS Mikro Curah Clumprit sangat diperlukan untuk bahan rekomendasi dalam pembuatan rencana Model DAS Mikro Curah Clumprit berikutnya.

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2009 sampai bulan Oktober 2009 dengan tujuan 1. Mengetahui penyusunan perencanaan Model DAS Mikro Curah Clumprit. 2. Mengetahui hasil dari perencanaan Model DAS Mikro Curah Clumprit. 3. Mengetahui apakah rencana sesuai dengan perencanaan Model DAS Mikro Curah Clumprit.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengambilan data secara survei dan wawancara dengan teknik penentuan responden yaitu ’’Snowball Sampling Technique’’. Sedangkan analisis data menggunakan analisis sekunder secara deskriptif naratif dengan metode ’’Profesional Judgement’’ yang mengacu pada metode Ziel Orientierte Project Planung (ZOPP), Keputusan Menteri Kehutanan No. 52 tahun 2001 tentang pedoman penyelenggaraan pengelolaan DAS, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 26 tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu, dan Undang-Undang Republik Indonesia No.7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.

Perencanaan MDM Curah clumprit yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan DAS Brantas Malang dengan menggunkan metode ”Logical Framework Analisys” ( LFA) dengan tahapan analisa partisipatif, analisa masalah, analisa alternatif dan matrik perencanaan program. Berdasarkan analisis metode ZOPP menunjukkan bahwa Perencanaan MDM Curah Clumprit sudah terpadu tetapi belum maksimal karena belum melibatkan beberapa stakeholder dan perguruan tinggi. Tahapan yang telah dilakukan oeh BP DAS BRANTAS MALANG pada perencanaan MDM Curah Clumprit Malang sudah hampir sesuai dengan tahapan dari metode ZOPP yaitu analisa partisipatif dengan melibatkan pihak terkait, analisa masalah berdasarkan pohon sebab-akibat, analisa alternatif dengan menggunakan skoring prioritas dan pembuatan matrik perencanaan. Hanya saja ada beberapa tahap yang tidak dilakukan dalam perencanaan MDM Curah Clumprit yaitu analisa tujuan dan matrik kerja. Ada beberapa sebab terjadinya kekurang maksimalnaya keterpaduan pada perencanaan yaitu : 1. Ada beberapa pihak terkait yang tidak disertakan dalam perencanaan MDM Curah Clumprit. 2. Tidak adanya pembagian tugas dan tanggung jawab terhadap dinas – dinas yag terkait melalui matrik perencanaan programnya sehingga tanggung jawab kegiatan sepenuhnya terletak pada BP DAS BRANTAS MALANG. 

Jumlah penduduk pada areal MDM Curah Clumprit pada Sub DAS Melamon tahun 2008 tercatat 8.903 jiwa, terbagi dalam 2.522 Kepala Keluarga, dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebesar 3,53 orang. Kepadatan penduduk + 1.183,54 orang/Km2, sedangkan penyebaran penduduk hampir merata pada setiap luasan karena tidak ada areal terbuka yang cukup luas untuk adanya pemukiman. Ukuran keluarga sebagai penduga jumlah tenaga kerja dalam suatu keluarga serta sebagai penduga beban biaya yang harus dikeluarkan pada setiap keluarga untuk kelangsungan hidup sehari - hari mencapai 0,68 jiwa per kepala keluarga. Secara makro jumlah tenaga kerja produktif (16-55 th) mencapai 5.121 jiwa, sedang tenaga kerja non produktif mencapai 3.782 jiwa. penduduk dengan usia belum produktif 0-15 tahun sebanyak 2.755 jiwa, usia produktif sebanyak 5.116 jiwa, sedangkan lansia sebanyak 1.032 jiwa dan sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan buruh tani sebanyak 4.622 orang atau 52,09 % dan sisanya 4.281 orang atau 47,91% terbagi menjadi pedagang, pegawai negeri/ABRI, lain-lain serta belum/tidak bekerja.

Profil masalah di MDM Curah Clumprit meliputi : masalah hidrologi ( Drainase wilayah berkurang, aliran permukaan, fluktasi debit sungai yang tinggi, sumber air berkurang), masalah lahan (morfoerosi, sedimentasi, tanah longsor), dan masalah sosial ekonomi (ketergantungan pada sektor pertanian, kemiskinan, pemasaran hasil pertanian yang dikuasai tengkulak, kerjasama antar masyarakat masih tradisional). Selain itu profil kegiatan di MDM Curah Clumprit adalah Agroforestry/kebun campuran, PTSPA (penyempurnaaan Teras dan saluran Pembuangan air, Penanaman penguat teras, Pelestarian, perlindungan sumber air, Penyempurnaaan teras pada daerah tangkapan sumber air, Bangunan resapan air, Drop Stucture, Stream bank Protection, DAM Pengendali, Pelatihan kemampuan dan ketrampilan teknik konservasi tanah dan air, Praktek lapanagan taknik konservasi tanah dan air/ karya wisata, Konservasi tanah dan air, Pelatihan pengembangan teknologi produksi dan pemasaran hasil, Pelatihan strategi penentuan jenis komoditas dalam usah tani, Study banding peningkatan produktivitas, Pelatihan perencanaa dan pelatiahan kegiatan bersama, Pelatihan aparat desa dalam rangka pembinaan dan bimbinga kelompok tani, Pembinaan pelaksanaan MDM di Tingkat Desa.

Faktor pendorong dalam MDM Curah Clumprit yang pertama adalah adanya dukungan dan kesadaran dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaannya, Tugas pokok dan fungsi merupakan bagian dari instansi – instansi sehingga instansi yang terkait memiliki tugas dan wewenang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan instansi masing – masing sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Faktor penghambat dalam perencanaan MDM Curah Clumprit adalah kurangnya koordinasinya dinas-dinas terkait, dana yang terbatas, karena sebagian besar pendanaan berasal dari APBD yang penggunaannya harus dibagi pada seluruh instansi yang ada di kabupaten, Masyarakat yang kurang mampu mengidentifikasi kebutuhannya juga merupakan salah satu fakor penghambat dalam pengelolaan DAS Mikro Curah Clumprit, Pertumbuhan manusia yang cepat juga merupakan faktor penghambat dalam MDM Curah Clumprit. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya manusia yang ada akan mempersempit daya dukung lahan sehingga lahan yang dahulu cukup sebagai tempat tinggal dan sumber ekonomi , sekarang mulai tidak cukup sehingga manusia harus mencari tempat sumber ekonomi dengan tidak memperhatikan kaidah – kaidah konservasi.

Kesimpulan dari penelitian ini (1). penyusunan perencanaan MDM Curah Clumprit masih belum maksimal keterpaduaannya dikarenakan ada beberapa intansi seperti dinas Peternakan, dinas Perikanan, Jasa tirta, Perguruan tinggi masih belum dilibatkan dalam proses penyusunan, selain itu,rencana kegiatan hanya dilaksanakan oleh BP DAS BRANTAS dibantu dengan Dinas Kehutanan. Instansional kurang berperan dalam pelaksanaan di lapangan dikarenakan belum ada pembagian kerja tepat dan jelas sesuai komponennya pada saat proses perencanaan MDM Curah Clumprit.(2). Hasil dari perencanaan MDM Curah Clumprit yaitu adanya profil masalah yang meliputi masalah hidrologi seperti sedimentasi, debit menurun, masalah lahan seperti erosi dan morfoerosi, masalah sosial ekonomi seperti pendapatan rendah, pemahaman konservasi kurang, dan masalah kelembagaan seperti kerjasama pengelola tani masih rendah. selain itu hasil dari perencanaan berikutnya adalah adanya profil kegiatan yang meliputi : kebun campuran, pelestarian dan perlindungan sumber air, pelatihan – pelatihan, bangunan resapan air, dan lain sebagainya. (3). Kegiatan – kegiatan/ program yang dilaksanakan di MDM Curah Clumprit cukup membawa perubahan perubahan yang dapat dirasaka oleh beberapa desa.

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah (1). Pada saat perencanaan MDM Curah Clumprit disarankan memaksimalkan para pihak-pihak yang terkait seperti dinas Peternakan, dinas Perikanan, Badan Usaha (Jasa Tirta), dan Perguruan tinggi untuk di ikut sertakan dan dilakukan pembagian tugas, peran, dan penanggung jawab pada kegiatan yang sesuai dengan komponen dari Instansional, sehingga mampu memaksimalkan ketepaduan bersama dalam pengelolaan/merealisasikan MDM Curah Clumprit. (2). Menggunakan alat ZOPP, karena pada alat perencanaan ini mampu memberikan kontribusi terhadap bentuk pembagian kerja pada matrik rencana kerja sehingga dapat mengurangi faktor penghambatan yaitu dana, karena pendanaan dapat ditanggung setiap instansi yang memiliki tugas sesuai dengan matrik rencana kerja. (3). Pengarsipan dokumen – dokumen perlu dilakukan agar memudahkan intansi\peneliti untuk membaca dan mengetahui proses pembuatan rencana secara detail.


Lihat artikel saya lainnya, tentang :



Mangrove

Virus IMNV

Fitoremediator CU

Evaluasi Perencanaan MDM (Sub-Sub DAS S. Sampean)

Evaluasi Perencanaan (Sub-Sub DAS S. Brantas)

Evaluasi Perencanaan MDM (Sub-Sub DAS S. Brantas)

Efektifitas tanaman air untuk menyerap Nitrat dan Fosfat